Sebuah grup dari ilmuwan yang mengerjakan data dari Teleskop Angkasa Fermi Gamma-Ray milik NASA mengatakan bahwa mereka telah menemukan dua gelembung energi misterius yang bererupsi dari tengah galaksi Bima Sakti!
Gelembung yang berasal dari lubang hitam supermasif ini berjarak 25.000 tahun cahaya dan memiliki energi yang sama dengan 100.000 ledakan supernova!“Gelembung-gelembung tersebut berukuran besar,” ujar Doug Finkbeiner dari Hardvard-Smithsonian Center for Astrophysics, pimpinan tim yang menemukan gelembung-gelembung tersebut. Demikian seperti yang diberitakan The New York Times, November 2010.
Sumber dari gelembung-gelembung tersebut masih sebuah misteri.
Satu kemungkinannya bahwa gelombang tersebut mendapat tenaga dari gelombang kelahiran dan kematian bintang di pusat galaksi.
Opsi lain adalah gelembung tersebut mendapat tenaga dari lubang hitam di pusat galaksi Milky Way (Bima Sakti).
“Kita berpikir kalau kita tahu banyak mengenai galaksi kita, padahal tidak,” ujar David Spergel, seorang ahli astrofisika di Princeton University yang menunjukkan bahwa gelembung-gelembung sama besarnya dengan galaksi Milky Way.
Jon Morse, kepala astrofisika di kantor pusat NASA mengatakan penemuan ini menandakan bahwa alam semesta itu penuh dengan kejutan.
Satu orang yang paling terkejut adalah Dr. Finkbeiner. Setahun yang lalu dia menjadi bagian kelompok yang dipimpin oleh Gregory Dobler dari Kavli Instiute for Theoretical Physics di Santa Barbara, California, yang mengatakan bahwa mereka telah melihat kabut misterius yang penuh energi di sekeliling pusat galaksi Milky Way.
Bubbles emitting gamma rays extend above and below the Milky Way's center in an artist's rendering. Image courtesy SVS/GDFC/NASA
Akan tetapi beberapa teori kosmos juga menyatakan bahwa gelombang kegelapan mungkin akan berkonsentrasi di sana. Secara teori tabrakan dari partikel gelombang kegelapan bisa menyebabkan hujan sinar Gamma.
Dianalisa selanjutnya, di samping lebih besar dari yang Dr. Finkbeiner dan koleganya duga, galaksi tersebut ternyata memiliki batas. Sementara itu gelombang kegelapan memiliki bentuk yang lebih bias.
“Gelombang kegelapan sudah ada di sana selama miliaran tahun,” jelas Dr.Finkbeiner. “Jika sesuatu telah terjadi selama miliaran tahun, anda mungkin tidak akan berharap sebuah batas yang jelas,” tambahnya.
Dr. Finkbeiner dan para ilmuwan lain mengatakan ini bukan bermaksud kalau gelombang kegelapan tidak ada dalam pembentukan galaksi, tapi karena gelombang tersebut sangat sukar untuk dilihat. (sm/ar/ok/inl/kpt/icc.wp.com)
Artikel Terkait
Jagad Raya
- Mengapa Langit Berwarna Biru? Inilah Jawabannya
- Flashback Lebih Dekat : Meteor Bone Sulawesi 2009 (The Bone Impactor)
- Ada Berapa Planet di Galaksi Bimasakti? Ilmuwan Menjawab: Ada Sekitar 160 Milyar Planet!
- Wahana Terjauh: Voyager-1 Mulai Menjauhi Batas Tata Surya
- Gravitasi Matahari Bisa “Undang” Datangnya Alien?
- Fakta-Fakta Menarik Seputar Astronomi
- Ilmuwan “Panen” Planet: Ditemukan Lebih Dari 50 Planet Ekstrasurya Baru
- Astronom Temukan Supernova PTF 11 KLY, Hanya Beberapa Jam Setelah Ledakan
- Teori Mengejutkan: Bukti Alam Semesta Lebih dari Satu
- Misteri Tata Surya Teraneh: Dua Planet Raksasa Mengelilingi Bintang Ganda
- Misteri Kumpulan Air Tertua, Terjauh dan Terbesar di Jagat Raya
- Sekelompok Ilmuwan Berhasil Menemukan Letak Terompet Malaikat Isrofil
- Teleskop Luar Angkasa “Kepler” Temukan Tata Surya dengan 6 Planet
- Bumi-Bumi Baru Akan Semakin Banyak Ditemukan
- 10 Tempat Ini Bisa Ungkap Kehidupan Alien
- Transit Venus Melintas Matahari 2012
- Mengapa Langit Berwarna Biru? Ini Jawabnya
- Misteri Bintang Terang: Supernova PTF 11 KLY, Bisa Dilihat Dengan Teleskop Kecil
- Galaksi Bimasakti Terancam Ditabrak Awan Raksasa!
0 komentar:
Posting Komentar