home

Kamis, 02 Mei 2013

LP POST PARTUM NORMAL RURI


I. PENGERTIAN
 Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nasional).
 Masa nifas adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 : 316)
 Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, ulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Sinopsis Obstetri Jilid 1 : hal 115)
 Puerperium (nifas) adalah berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukaan untuk pulihnya alat-alat kandungan pada keadaan yang normal (Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB Untuk Pendidikan Bidan : 190).
Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (40 hari).
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. 

II. FISIOLOGI
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi yaitu :
1. Fisik 
a. Tanda-Tanda Vital
 Tekanan darah 
Tekanan darah menurun karena relaksasi kerja jantung/hypotermi orthostatit, penurunan normalnya sampai 20 mmHg (systole) sedangkan diastole tetap.
 Nadi 
Mengalami penurunan/brodikaria, normalnya 50-70 x/mnt.

 Suhu
Mengalami kenaikan, yaitu 380C setelah persalinan yang disebabkan meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal saat proses persalinan berlangsung, akan tetapi bila setelah 24 jam suhu masih tetap tinggi (> 380C) maka hal ini merupakan tanda-tanda infeksi.
b. Kardiovaskuler
 Bradikardia
 Diaporesis pada malam hari dan tidak disertai demam  normal
 Hemoglobin dan hematokrit tetap. Leokosit 15.000-30.000
c. Saluran Perkemihan
 Diuresis pada 24 jam pertama karena oedem waktu pesalinan
 Hematuria karena trauma kandung kencing
 Acetonuria karena dehidrasi pada partus lama
 Proteinuria merupakan proses motorik involusi uteri
d. Endokrin
 Estrogen dan progesterone menurun setelah plasenta lahir
 Prolaktin meningkat karena hisapan bagi pada proses laktasi
 ASI mulai keluar untuk laktasi
e. Mammae
 Keluar colostrums pada minggu I yang berwarna kuning kental, banyak mengandung protein, lemak dan antibody
 ASI pada hari ke-3 mengalami Breast Engogement karena vaskularisasi
f. Sistem Pencernaan
 Minggu pertama : motilitas usus menurus, kekurangan cairan dan ketidaknyamanan perineum bisa mengakibatkan konstipasi.
g. Organ Reproduksi
 Endometrium
- Daerah implantansi mengalami involusi
- 2-3 pp  nekrosis
- 7 hari pp  mulai terbentuk lapisan basa
- 16 hari pp  normal kembali
- 6 minggu pp  perkembangan kembali sel endometrium





 Uterus
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi lahir 
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat sympisis
Tidak teraba diatas sympisis
Bertambah kecil
Sebesar normal 1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
 Lokhea
Merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina pada masa nifas.
Lochea : 
Rubra : warna merah, terjadi 2 hari post partum
Sanguinolenta : darah + lendir, warna merah kuning, pada hari ke-3-7 pp
Serosa : warna kecoklatan, terjadi 4-9 hari post partum
Alba : putih setelah 2 minggu
 Serviks
Setelah persalinan bentuknya seperti corong, berwarna kehitaman, lunak, kadang-kadang terjadi perlukaan kecil.
Setelah lahir :
1 jam pp : tangan masih bisa masuk rogga rahim
2 jam pp : dapat dilalui 2-3 jari
7 hari pp : dapat dilalui satu jari
 Vagina
Vagina mengalami perlukaan, oedema dan biru, laserasi, rugae berkurang, dan akan sembuh dalam 6-7 hari bila tidak disertai infeksi
 Perineum
Luka episiotomi maupun robekan perineum akan mengakibatkan ketidaknyamanan dan nyeri, untuk menguranginya dapat diberikan analgetik.
2. Psikologik
Perubahan Psikologis pada masa nifas
a. Taking in (timbul pada hari 1 sampai 2 hari)
- Dependen
- Pasif
- Fokus pada diri sendiri

- Perlu tidur dan makan
- Konsentrasi menurun
b. Taking Hold (hari ke-3 sampai dengan ke 4-5)
- Dependen – Independen
- Fokus melibatkan bayi
- Perawatan diri sendiri
- Dapat menerima tanggung jawab 
- Sistem pendukung
- Konsentrasi normal kembali 
c. Lotting Go (minggu ke-5 sampai dengan ke-8)
- Independen pada paru peran baru
- Sistem keluarga telah menyesuaikan diri
- Tubuh klien telah sembuh
- Extended family tidak lagi ikut campur
C. PATOFISIOLOGI 

PERAWATAN MASA NIFAS / PURPERIUM
1. Mobilisasi
- Bergantung komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
- Bervariasi : miring kanan / kiri atau duduk / jalan-jalan
- Untuk mencegah tromboplebitis
2. Diet  makanan bergizi mengandung protein, vitamin meningkatkan 
banyak cairan kesehatan
3. Miksi Dapat dilakukan sendiri secepatnya
Ibu sulit kencing karena trauma persalinan
4. Defekasi Dapat dilakukan 3 - 4 pp
Obstipasi
5. Perawatan Payudara
Untuk persiapan menyusui  puting lemas tidak pecah-pecah
6. Laktasi Beri ASI sesering mungkin 10-12 x / hari
Isapan bayi  rangsangan psikis reflektoris  oxytocin keluar
Sehingga ASI meningkat produksinya
Cara menyusui dengan baik dan benar
7. Pemeriksaan pasca persalinan
- Pemeriksaan umum (TD, nadi, keluhan)
- Keadaan umum (suhu badan, selera makan)
- Payudara (ASI, puting susu)
- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
- Sekret yang keluar (lochea, flour albus)
- Keadaan alat kandungan

D. ROBEKAN (RUPTUR PERINEUM) & EPISIOTOMI
 Pengertian 
- Laserasi adalah robekan/terputusnya kontinuitus jaringan.
- Episiotomi adalah :
- Membuat irisan perineum untuk memperlancar jalan lahir
- Tindakan melakukan insisi perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir, vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rectovaginal, otot-otot parsia perineum dan kulit sebelah depan perineum (termasuk/disebut laserasi buatan)
- Laserasi spontan adalah robekan/terputusnya kontinuitas jaringan yang terjadi secara tidak sengaja.

Mukosa vagina
Derajat I  robekan pada Fourchete posterior
Kulit perineum
Mukosa vagina
Derajat II  robekan pada Fourchete poserior
Kulit perineum
Otot perineum
Mukosa vagina
Fourchete posterior
Derajat III  robekan pada Kulit perineum
Otot perineum
Otot stingter an external
Mukosa vagina
Purchete posterior
Kulit perineum
Derajat IV  robekan pada Otot perineum
Otot sfingter ani external
Dinding rectum anterior
E. Etiologi Laserasi Spontan
1. Kepala janin terlalu cepat keluar
2. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
3. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
4. Pada persalinan distosia bahu
Indikasi Episiotomi :
1. Gawat janin
2. Penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, 

F. Patofisiogi
Laserasi/episiotomi pada jalan lahir  dijahit
Jika dilakukan perawatan perineal yang baik dan tepat mata :
- Tidak jadi infeksi
- Meningkatkan penyembuhan perineum itu sendiri
- Mengurangi ketidaknyamanan pada perineum




G. POHON MASALAH





































SC

INTERVENSI 
No Dx/Mslh/Keb Intervensi Rasional 
1.












2. Dx : PP Post normal hari pertama 











Masalah :
Nyeri pada luka jahitan perineum












2. Konstipasi



1. Observasi TFU, jumlah, warna dan bau lokhea
2. Motivasi untuk mobilisasi


3. Pantau intake dan out take


4. HE tentang personal hygiene dan gizi ibu nifas



1. Evaluasi TTV dan perhatikan perilaku dan ekspresi pasien
2. Anjurkan untuk mobilisasi dini


3. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi



4. Ajarkan dan anjurkan tentang perawatan perineum

1. Anjurkan mobiliasi dini


2. Anjurkan makan-makanan bergizi dan berserat 1. Dapat memastikan bahwa ibu dalam post partum normal
2. Dapat memacu agar aliran darah ibu berjalan lancar dan mencegah terjadinya flebitis
3. Mengetahui terjadinya dehidrasi sejak dini sehingga dapat cepat ditangani
4. Membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan dan penyembuhan dan berperan pada adaptasi yang positif dari peruahan fisik dan emosional
1. Nyeri dapat menyebabkan gelisah dan tekan darah serta nadi meningkat
2. Merelaksasikan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri meningkatkan kenyamanan
3. Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut
4. Mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi resiko terjadinya infeksi
1. Latihan kaki, mengencangkan otot abdomen dapat memperbaiki mobilitas usus
2. Gizi cukup sebagai pendukung untuk penyembuhan luka se dang makanan berserat dapat memperlancar proes pencernaan
No Dx/Mslh/Keb Intervensi Rasional 



3.













1.












2. 


Potensial terjadi infeksi












Kebutuhan :
Personal hygiene
Perawatan payudara
Informasi 










Perawatan payudara


3. Anjurkan untuk minum cairan + 8 gelas/hari

1. Observasi TTV

2. Infeksi luka episiotomi terhadap tanda-tanda infeksi/rembesan dan eksudat purulen
3. Perawatan perineum



4. Gunakan teknik aseptik setiap kali melakukan tindakan

1. Anjurkan ibu mandi minimal


2. Inspeksi luka episiotomi terhadap tanda-tanda/ rem besan dan eksudat purlen.
3. Perawatan perineum


4. Gunakan teknik aseptik se tiap kali melakukan tinda kan
1. Anjurkan ibu mandi minimal 2x sehari


2. Ajarkan tentang vulva hygiene 3. Mencukupi kebutuhan cairan tu buh untuk mencegah terjadi nya dehidrasi
5. Demam PP, setelah 24 jam 1 me nunjukkan adanya infeksi
2. Rembesar menandakan adanya hematoma, gangguan pelanyatu an jahitan

3. Lingkungan yang lembab meru pakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteripenyebab infeksi
4. Membantu mencegah dan membatasi penyebaran infeksi


1. Dengan mandi ibu menjadi bersih dan merasa lebih nyaman serta mencegah terjadinya infeksi
2. Rembesan menandakan adanya hematoma, gangguan penyatuan jahitan
3. Lingkungan yang lembab meru media paling baik untuk pertum buhan bekteri penyebab infeksi
4. Membantu mencegah dan mem batasi penyebaran infeksi

1. Dengan mandi ibu menjadi bersih dan merasa lebih nyaman serta mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah infeksi membantu penyembuhan
No
Dx/Mslh/Keb Intervensi Rasional 



3. 


Informasi


3. Anjurkan ibu untuk mema kai Bh yang menyokong

1. Berikan informasi tentang peran program latihan pasca partum progesif
2. BH Yang menyokong dapat menyangga payudara dan meningkatkan kenyamanan
1. Latihan membantu tonus otot, me ningkatkan sirkulasi, menghasil kan tubuh yang seimbang dan me ningkatkan perasaan sejahtera se cara umum


DAFTAR PUSTAKA


 Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 2. Jakarta : EGC.
 Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nonatal. Jakarta : YBP-SP.
 Prawirohadjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
 Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.


ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU POST PARTUM 

Tempat : KABERS RSIA MELINDA
Tanggal pengkajian : 06 Maret 2006
I. PENGKAJIAN 
A. DATA SUBYEKTIF 
1. BIODATA 
Nama Pasien : Ny. Erna Puspitarinisih
Umur : 25 Tahun 
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Alamat Kantor : -
Alamat Rumah : Dsn. Grompol Rt 4/1
Nebrak-Gampengrejo Nama suami : Tn. Purnomo
Umur : 28 tahun 
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia 
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp. 850.000,- /bln
Alamat Kantor : -
Alamat rumah : Dsn. Grompol Rt 4/1
Nebrak-Gampengrejo
2. KELUHAN UTAMA 
Ibu mengatakan 3 jam lalu habis melahirkan anak yang pertama, ibu mengatakan jalan lahir ditebarkan dan dijahit.
3. RIWAYAT ANTENATAL
- HPHT : 09 Juni 2005
- HPL : 16 Maret 2006
- UK : 
- ANC : Bidan Sulistyaningsih
- TT : 2x selama hamil
- Keluhan selama hamil : TM I : mual dan muntah
4. RIWAYAT MENSTRUASI
- Anak lahir tanggal/jam : 06 Maret 2006 / 19.40 wib
- Jenis kelamin/BB/TB : Perempuan/3400 gram/50 cm
- Apgar skore : 8-9
- Cacat bawaan : tidak ada
- Jenis persalinan : spontan
- Plasenta : lahir lengkap
- Perineum : episiotomi

- Perdarahan kala III : tidak terkaji
- Perdarahan kala IV : tidak terkaji
- Perdarahan total : + 250 cc
- Infus cairan : RL
- Transfusi : tidak
5. POLA MAKAN DAN MINUM
- Eliminasi
BAB : 3-4 x/hari
BAK : saat dikaji ibu belum BAB

B. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 Keadaan emosional : stabil
 Tekanan darah : 120/80 mm Hg
 Suhu tubuh : 364 0C
 Denyut nadi : 84 x /menit
 Pernapasan : 20 x /menit
Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi 
Kepala : warna rambut : hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ketombe
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih keabu-abuan
- Hidung : simetris +/+, secret : tidak ada/tidak ada, polip : tidak ada/tidak ada
- Telinga : serumen : tidak ada/tidak ada
- Mulut dan gigi : lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : payudara
Pembesaran : ya/ya
Simetris : ya/ya
Areola : hiperpigmetnasi
Putting : menonjol
Colostrums : ada/ada
Axilla : pembesara kelenjar lifme : tidak ada/tidak ada
Perut 
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus : baik
- Linea alba : tak ada
- Linea nigra : ada
- Striae livide : ada
- Striea albican : ada
- Bekas luka operasi : tidak ada
- KK : kosong
Anogenital
- Lochea : rubra, bau kahas
- Perineum : tidak oedem
Luka jahitan : ada, bersih
- Varises : tidak ada
Eksterimitas : atas : oedem : tidak/tidak, varises : tidak/tidak
bawah: oedem : tidak/tidak, varises : tidak/tidak
2. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : -
2. USG / Radiologi : -



Tgl./Jam Intepretasi Data Dasar Dx/Msl/Kbthn Tujuan/KH Intervensi Raisonal Implementasi Evaluasi
Senin,
6-03-‘06
20.00 wib DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang pertama dengan normal jam : 19.40 wib dan jalan lahir di laboratorium dan dijahit.
DO : KU : baik
S : 364 0C
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Abdomen :
TFU : 2 jari bawah pusat
UC : baik
KK : Kosong
Anogenital :
Lochea : rubra, bau khas
Terdapat luka jahitan Dx : P1001, PP normal dengan episiotomi hari ke 1 T : Masa nifas hari 1 berjalan normal tanpa komplikasi
KH :
Td 110/70-120/80 mmHg
S : 365-375 0C
RR : 16-20 x/mnt
N : 80-90 x/mnt
Involusi uteri dan penge luaran lochea sesuai de ngan harinya 1. Observasi TTV dan keluhan


2. Penjelasan tentang perubahan selama nifas
3. Observasi TFU, lochea dan kontraksi


4. Observasi KK


5. HE tentang personal hygiene pada perineusdm 1. Untuk mengetahui perkembangan kea daan ibu dan deteksi keabnormalan
2. Memahami peruba han yang akan terja di selama nifas
3. Memastikan bahwa uterus mengalami in volusi dan tidak ter jadi perdarahan
4. KK yang penuh da pat menggangu invo lusi uterus
5. Mencegah infeksi 1. Mengobservasi TTV


2. Menjelaskan ten tang perubahan se lama nifas
3. Mengobservasi TFU, lochea dan kontraksi

4. Mengobservasi KK

5. Memberikan HE tentang personal hygiene pada perineum Tanggal, 6-3-2006
22.50 wib
S : ibu mengatakan keadaannya sudah membaik
O : K/U : baik
T : 120/80 mmHg
S : 365 0C
N : 80 /mnt
Rr : 20 x/mnt
TFU : 2 jari bawah pusat 
Lochea : rubra, bau, khas
UC : baik 
KK : Kosong
A : P1001, ibu pp nor mal 3 jam yang lalu
P : observasi TTV dan keluhan
Tgl./Jam Intepretasi Data Dasar Dx/Msl/Kbthn Tujuan/KH Intervensi Raisonal Implementasi Evaluasi





6-03-06
22.15 Pada perineum, ber sih



DO : ibu mengata kan nyeri pada luka jahitan, jika bergerak bertambah sakit
DO : pada perineum terdapat luka jahitan bersih
Jika bergerak ibu terlihat kesakitan





Masalah :
Nyeri luka jahitan 




Tujuan : nyeri berkurang, ibu nyaman, dan tidak terjadi infeksi
KH : tanda reeda
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 80-90 x/mnt
Rr : 16-20 x/mnt
S : 365-375 0C 




1. Observasi TTV

2. Ajarkan ibu teknik relaksasi



3. Ajarkan cara pera watan perineum


4. Anjurkan mobilisa si dini 




1. Mendeteksi adanya keabnormalan
2. Mengurangi ketega ngan otot perineum dan otot panggul se hingga nyeri berku rang
3. Perawata yang tepat mengurangi risiko infeksi dan memper cepat penyembuhan
4. Memperlancar sirku lasi darah sehingga mempercepat proses penyembuhan 




1. Mengobservasi TTV

2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi


3. Mengajarkan cara perawatan perine um

5. Menganjurkan mobilisasi dini Observasi TFU dan UC
Pantau intake dan out take
Obstetric lochea
Tgl, 07-03-2006
20.00 wib
S : Ibu mengatakan nyeri berkurang pada bagian luka jahitan
- Ibu mengatakan me lakukan teknik relak sasi yang diajarkan
T : 110/70 mmHg
S : 365 0C
N : 80 /mnt
Rr : 20 x/mnt
Pernieum : luka jahi tan bersih
TFU : 2 jari bawah pusat
Tgl./Jam Intepretasi Data Dasar Dx/Msl/Kbthn Tujuan/KH Intervensi Raisonal Implementasi Evaluasi
TFU : 2 jari bawah pusat 
UC : baik
Lochea : rubra, bau khas
A : masalah teratasi sebagian
P : Observasi TTV dan keluhan
Pantaau keadaan
Motivasi untuk mobilisasi
Sumber :http://ikf-think.blogspot.com/2011/10/lp-post-partum-normal-ruri.html
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar