home

Minggu, 31 Maret 2013

Sejarah, Gara-gara Cyber Attack Internet di Dunia Lemot!

detail berita
JAKARTA - Kita pasti kerap beranggapan bahwa perlu jaringan broadband yang lebih mumpuni agar menyaksikan video di YouTube tanpa buffering. Akan tetapi, sebuah penemuan menyatakan koneksi internet byar-pet yang dialami di sejumlah wilayah karena cyber attack. 

Temuan ini terungkap berdasarkan pertentangan antara grup nirlaba Spamhaus dan perusahaan hosting asal Belanda Cyberbunker, yang memicu aksi serangan balas dendam dan mempengaruhi koneksi internet. Akibatnya layanan Netflix pun byar-pet. 

Para ahli khawatir, ini bisa meningkat dan mempengaruhi sistem perbankan dan email. Pasukan polisi cyber juga tengah menyelidiki serangan tersebut.

Spamhaus, kelompok yang berbasis di London dan Jenewa  merupakan sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi untuk menyaring spam. Dalam menjalankan tugasnya, mereka menggunakan daftar hitam untuk menyaring spam yang beredar di jagad maya.

Nah, alkisah berawal ketika Spamhaus diblokir server yang dikelola Cyberbunker -- perusahaan hosting asal Belanda yang menjadi sejumlah situs kecuali pornografi anak dan terorisme.  Juru bicara Cyberbunker, Sven Olaf Kamphuis mengatakan, Spamhaus menyalahgunakan posisinya dan tidak memiliki wewenang untuk memblokir materi tertentu.

Tak mau diam, Spamhaus pun menuduh balik bahwa Cyberbunker bekerja sama dengan "kelompok kriminal" dari Eropa Timur serta Rusia dan berada di balik  serangan Distributed Denial of Service (DDoS).

Chief Executive Spamhaus, Steve Linford mengatakan bahwa serangan yang dilancarkan kali belum pernah terjadi sepanjang sejarah. "Kami diserang. Tapi sudah bisa diatasi. Mereka belum mampu menumbangkan kami, semua teknisi menjaga agar hal itu tidak terjadi."

Linford  tidak dapat mengungkapkan gambaran lebih detil terkait serangan itu. Pasalnya, terlalu banyak serangan yang ditargetkan ke infrastruktur Spamhaus. Dalam kasus ini, server dari Domain Name System (DNS) Spamhaus menjadi target.

Lebih lanjut Linford mengatakan, kekuatan serangan ini cukup kuat untuk menumbangkan infrastruktur internet pemerintah. "Jika serangan ini mengarah ke Downing Street, maka internet di sana akan mati total. Serangan ini mencapai 300GB per detik," katanya.

"Biasanya, bila bank-bank besar yang diserang, hanya berkisar di 50GB per detik," pungkas Linford.

Sementara itu, Cyberbunker belum mau berkomentar soal hal ini
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar